Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

vankimjempol.

Minggu, 12 Desember 2010

Belajar Memahami Kegagalan

Kemarin, saya sudah memposting soal kesuksesan. Antara sukses dan gagal hampir selalu menyertai setiap langkah kehidupan kita. Tentunya semua itu akan membawa kita untuk lebih maju ke masa depan.

Postingan saya kali ini, ingin menceritakan betapa kegagalan itu adalah sebuah jalan menuju kesuksesan. Jika sudah menyinggung kegagalan, saya jadi kembali teringat dengan sebuah kisah seorang ilmuwan yang sedari masa kecil dia mengalami banyak kegagalan. Tapi dia tidak kenal kata menyerah, dia berusaha, terus berusaha dan berjuang, kini hasilnya sudah bisa kita rasakan sekarang. Malah mungkin kita harus banyak berterima kasih kepadanya.
Siapa sih dia? Siapa sih orang yang mengalami kesuksesan dari banyak kegagalan?
Yuk, kita simak lagi sepenggal kisah berikut ini:

Ada yang tau dengan sebaris nama “Thomas Alfa Edison” ?
Jika mendengar nama itu pasti yang ada dibenak sobat semua adalah sebuah lampu. Bayangkan di kehidupan kita tanpa adanya lampu?

Ya benar. Thomas Alfa Edison, adalah seorang penemu lampu, pada mulanya dia dianggap bodoh oleh gurunya, sehingga dia dikeluarkan dari sekolahnya.

Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. ibunya membaca kertas tersebut, ” Tommy, anak ibu, sangat bodoh. kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah.”


Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, ” anak saya Tommy, bukan anak bodoh. saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia.”

Tommy bertumbuh menjadi Thomas Alfa Edison, salah satu penemu terbesar di dunia. dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju.

Tak banyak orang mengenal siapa Nancy Mattews, namun bila kita mendengar nama Edison, kita langsung tahu bahwa dialah penemu paling berpengaruh dalam sejarah. Thomas Alfa Edison menjadi seorang penemu dengan 1.093 paten penemuan atas namanya. siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? Mengapa ? jawabannya adalah ibunya!

Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alfa Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya. Nancy yang memutuskan untuk menjadi guru pribadi bagi pendidikan Edison dirumah, telah menjadikan puteranya menjadi orang yang percaya bahwa dirinya berarti. Nancy yang memulihkan kepercayaan diri Edison, dan hal itu mungkin sangat berat baginya. namun ia tidak sekalipun membiarkan keterbatasan membuatnya berhenti. Ibunya memutuskan untuk mengajari sendiri anaknya, karena tak ada sekolah yang mau menerimanya.

Karier penemuannya diawali setelah membaca buku School of Natural Philosophy karya RG Parker (isinya petunjuk praktis untuk melakukan eksperimen di rumah) dan Dictionary Of Science. Ibunya lalu membuatkan sebuah Laboratorium kecil buat dia.

Penemuan terbesarnya adalah Lampu pijar. Namun seperti yang sudah dikatakan tadi, sebenarnya Thomas Alfa Edison telah menemukan banyak alat dan telah dipatenkan. Penemuan yang dipatenkannya tercatat sebanyak 1.093 buah.

Pada saat menemukan Lampu Pijar ini Thomas Alfa Edison mengalami kegagalan sebanyak 9.998 kali. Baru pada percobaannya yang ke 9.999 dia berhasil secara sukses menciptakan lampu pijar yang benar-benar menyala terang. Pada saat keberhasilan dicapainya, dia sempat ditanya: Apa kunci kesuksesannya. Thomas Alfa Edison menjawab: “SAYA SUKSES, KARENA SAYA TELAH KEHABISAN APA YANG DISEBUT KEGAGALAN”.

Bayangkan dia telah banyak sekali mengalami kegagalan yang berulang-ulang. Bahkan saat dia ditanya apakah dia tidak bosan dengan kegagalannya, Thomas Alfa Edison menjawab: “DENGAN KEGAGALAN TERSEBUT, SAYA MALAH MENGETAHUI RIBUAN CARA AGAR LAMPU TIDAK MENYALA”.

LUAR BIASA !

Thomas Alfa Edison memandang kegagalan dari kaca mata yang sangat positif. Kegagalan bukan sebagai kekalahan tapi dipandang dari sisi yang lain dan bermanfaat, yaitu mengetahui cara agar lampu tidak menyala.


Cara pandang positif Thomas Alfa Edison, tidak menyurutkan semangat, bahkan tetap mampu meyakinkan orang lain untuk mendanai “Proyek Gagal” nya yang berulang-ulang. Ini juga satu hal yang luar biasa. Adakah kita mampu menyakinkan orang untuk mendanai riset kita yang telah gagal berulang-ulang? Tentu bukan pekerjaan yang mudah bukan?

Mari kita belajar banyak dari kegagalan yang dialami Thomas Alfa Edison ini.