Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

vankimjempol.

Minggu, 12 Desember 2010

Hargailah Perjuangan Diri Sendiri

Dalam kehidupan ini, hampir semua hal berpasang-pasangan adanya. Ada siang ada malam. Ada laki-laki ada perempuan. Ada sedih ada tawa. Ada suka ada duka. Ada yang kuat ada juga yang lemah. Ada yang miskin ada yang kaya. Semua hal itu bersatu padu mewarnai tiap langkah kehidupan kita. Menyeimbangkan energi perputaran roda kehidupan kita.

Ada kalanya suatu ketika kita merasa bosan dengan apa yang sudah kita peroleh. Padahal apa yang kita peroleh tersebut merupakan hasil jerih payah kita sendiri. Hampir mati-matian kita memperolehnya. Namun, ketidakpuasanlah yang membuat kita tak bisa menghargai diri sendiri.
Mengapa? Mungkin karena di hati mereka sudah tertutup dengan rasa untuk bersyukur.

Berikut secuplik kisah yang mungkin bisa membuat Anda-anda yang tidak bisa menghargai perjuangan diri sendiri menjadi sadar. Betapa berharganya apa yang bisa kita peroleh dengan hasil jerih payah sendiri.

Dikisahkan, ada seorang pengemis yang suatu hari menemukan selembar kupon lotere. Karena penasaran, ia pun mengecek nomor yang tertera di kupon itu dengan pengumuman pemenang lotere senilai milyaran rupiah. Ternyata, nomor yang tertera di kupon itu cocok! Si pengemis akan segera menjadi orang kaya mendadak. Namun, tentu saja ia harus terlebih dahulu ke panitia dan menunjukkan bukti kupon yang ada.

Maka si pengemis pun berangkat menuju ke kantor panitia penyelenggara lotere di tengah kota, selama perjalanan ia membayangkan gimana caranya ia akan membelanjakan uang yang banyak tersebut. Ia membayangkan membeli sebuah rumah, kendaraan, televisi, baju baru, dan juga akan pergi berlibur.

Selama perjalanan itu ia merasa sudah benar- benar menjadi orang kaya, ia mengutuki masa- masa susah sebagai pengemis yang dihina orang selama bertahun-tahun. Sebelumnya ia selalu berjalan pelan pelan di tepian jalan, kepala tertunduk dan wajah ditutupi topi. Namun, hari itu ia berjalan dengan penuh percaya diri, kepala menengadah, dada dibusungkan, dan melangkah gagah di tengah jalan.

Sampai suatu ketika ia menyadari bahwa orang-orang disekelilingnya banyak yang memperhatikannya, ia berpikir itu pasti karena orang-orang itu melihat penampilannya yang lusuh dan kumel. Maka, dengan uang yang ia punya seadanya, hasil mengemis hari itu, dibelinya satu setelan pakaian bersih. Ia pun segera membakar pakaian kumal serta kantung pengemis yang selama ini menemaninya.

"ah... aku kan sudah kaya... tidak perlu lagi memakai pakaian jelek dan kantong kumal seperti ini lagi", pikirnya.

Tapi baru beberapa saat ia hendak melanjutkan perjalanan, ia baru ingat bahwa kupon lotere yang ia temukan itu tersimpan di kantong baju pengemis yang telah dibakarnya sendiri.
Hancurlah semua impian sesaatnya untuk menjadi orang kaya.

Kekayaan dan kesuksesan yang sudah di depan mata pun hilang karena ia tidak menghargai perjuangan dan sejarah hidupnya sendiri.



"Bila anda tidak bisa menjadi beringin di atas bukit, jadilah belukar di lembah yang terbaik di tepi anak sungai. Kalau tak dapat jadi belukar. Jadilah rumput jalar yang indah di tepi danau." (Douglas miloch)
Tapi yang terpenting,
"Jadilah diri sendiri dan hargailah hasil perjuangan hidupmu"

Semoga kisah ini bermanfaat buat sobat semua...